Resume Kulwap: Happiness Pregnancy Journal

Anika Fatima
3 min readJul 19, 2021

Kali ini aku berkesempatan buat bikin rangkuman Happiness Pregnancy Journal oleh Teh Amanda Kurniasih. Ini salah satu jalan supaya kehamilan bisa semakin berdaya dan dijalani dengan penuh kesadaran alias mindful.

Yuk kita mulai!

Sebelum mulai kita perlu samakan persepsi dulu. Anak itu adalah nikmat besar dari Allah. Oleh karena itu kita harus tanamkan kuat anak itu anugrah supaya kalau ada nikmat atau musibah hati ini bisa tetap ikhlas.

Menjalani amanah pengasuhan butuh kita untuk terus belajar dan menerapkan apa yang sebenar-benarnya. Kita butuh untuk terus sadar dan bergerak ke depan. Nah bicara soal pengasuhan anak akan jadi panjang mulai dari memilih pasangan, kehamilan, melahirkan, hingga mendidik adalah serangkai usaha panjang.

Jounaling salah satu cara menjalani kehamilan dengan penuh hikmah, kesadaran, dan bahagia.

Jadi kalau mau mulai, harus mulai dari mana? Jawabannya adalah mulai aja dulu dan perhatikan estetika/memanjakan mata.

Perbedaan jurnaling biasa dengan jurnal bahagia, yaitu jurnal kebahagiaan adalah memilih untuk bahagia. Kita meletakan bahagia itu di awal, proses dan akhir. Kalau istilah di kulwap itu ada modal (landasan ikhtiar), usaha (menulis sebagai ikhtiar kita), dan dampak/akibat (berdaya).

Menurut aku pribadi juga dengan menuliskan kita akan merasa punya kendali, paling tidak aku merasa aku punya kendali atas cara memaknai kejadian.

Catatan perjalanan adalah warisan untuk keturunan kita, sebagai peningat diri. Suatu hari semakin tua akan semakin banyak kisah lain, sementara kehamilan proses indah penuh hikmah. Sayang kan kalau terlupa begitu saja? Bahkan menurut aku bisa banget beberapa tahun lagi kita buka kisah lama dan melihat hikmah lebih jeli lagi.

“Kenangan adalah ibu dari kebijaksanaan” - Aeschylus

Momen itu akan terlupakan bila tak tertuliskan. Jadi, ubah pikiran kita bahwa kita PERLU membuat jurnal kehamilan, karena:

  • Mengelola cemas, stres, depresi. Kita bisa identifikasi mana sumber stres dan kecemasan. Lewat menulis juga kita bisa tuangkan hal yang mungkin gak punya wadah sebelumnya. Ini juga bisa meningkatkan imun tubuh (katanya), karena kita punya media meluapkan perasaan.
  • Meningkatkan mood dan meningkatkan skill pengelolaan emosi. Bisa jadi sejenis mood tracker serta media menggali kompleksitas emosi yang dirasakan.
  • Memprioritaskan masalah, khawatir atau ketakutan untuk ambil langkah solutif. Kadang masalah itu rumit di otak kita aja, dengan dituangkan ke tulisan akan lebih mudah terlihat titik terangnya.
  • Memberi kesempatan menimbang keputusan terbaik (+/-). Apalagi kalau ditulis bersampingan pasti terlihat jelas apa sih keuntungan dan kekurangan pilihan yang tersedia.
  • Identifikasi masalah dan menyusun rencana. Kadang kita sendiri masih suka gak mengakui kalau ada sesuatu yang salah, momen menulis jujur bisa membantu kita menerima kehadiran masalah dan menentukan langkah strategis untuk menyelesaikannya.
  • Menguatkan ingatan & menambah pengetahuan. Menguatkan ingatan itu iya banget, karena apa yang ditulis akan melekat. Pengetahuan juga banyak aku catat biar langsung apa yang aku khawatirkan bisa terjawab di jurnal.

Pada akhirnya jurnaling akan paling banyak memberikan manfaat dan dampak positif untuk diri kita seperti :

  1. Lebih paham mood, diri sendiri.
  2. Terbantu mengurai emosi jadi lebih lega.
  3. Sebagai dasar untuk perencanaan persalinan ataupun kehamilan selanjutnya, bisa juga untuk sharing dengan anak atau orang lain.

Jangan lupa juga perhatikan 3 hal, tujuan menulis, untuk siapa tulisan ditujukan, dan kejujuran.

Buat yang masih suka cari alasan soal media tulis, gak perlu kaku. Sekarang jurnaling bisa dimana saja baik di sosmed, aplikasi HP, buku diary, buku tulis, dan jurnal dengan template.

Nah, buat kamu yang udah mulai tapi belum konsisten ini ada beberapa tipsnya yaitu:

  • Tulis aja sekarang, jangan terlalu banyak mikir. I
  • Masukan ke to do list harian, jadwal, target supaya gak skip.
  • Mulai sekarang, jangan nanti.

Ada beberapa hal yang jadi perhatianku tentang bahagia. Kalau menurutku kehidupan itu ya harus seimbang dan kehamilan gak selalu tentang bahagia. Gak masalah juga kan kalau gak selalu bahagia?

Menjadi manusia itu ya tentang memeluk semua rasa, gak cuma bahagia. Setiap emosi hadirnya juga bukan untuk kita jadikan beban, mereka cuma pembawa pesan aja untuk kita menggali kebutuhan kita.

Maksudnya gini, ada rasa sedih misalnya karena lonjakan kasus C-19 saat pandemi. Oh ya boleh dong kita ngerasa sedih? Cuma akan terbantu dengan tadi ya meletakkan bahagia di setiap proses ini tepatnya akan merubah alur tulisan kita.

Misalnya kalau ada orang yang bikin kita sebel, karena tujuan kita menulis untuk bahagia jadi bisa sambil kita ingat dan tuliskan 10 kebaikan dia untuk redakan rasa sebel tadi. Saat menulis kita bisa tuliskan kata-kata penyemangat atau doa-doa baik.

Saat di ambang putus asa, kita bisa arahkan untuk terus berhusnuzon dan berserah dengan ketetapan-Nya.

Saat tertimpa musibah ataupun rencana yang tergagalkan, kita bisa fokus dalam mencari hikmah.

Jadi kalau ditanya apakah jurnal kehamilan isinya selalu bahagia? Oh ya tentu tidak. Kembali lagi, bahagia ini bukan hasil akhir, jadi jangan pikir kalau setelah menulis akan selalu ada rasa bahagia. Kehamilan memang jauh lebih kompleks dari sekedar bahagia atau tidak, tapi tetap indah kok.

--

--